BANTAENG, MELEKNEWS — Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Bantaeng, Muslimin Maharang, Rabu (14/6), berjanji akan mengevaluasi pesta penamatan siswa lingkup intansi yang dipimpinnya.
Hal tersebut diungkapkan saat dikonfirmasi bahwa sejumlah orang tua dari semua jenjang pendidikan, khususnya TK, SD, SMP, mengeluhkan biaya penamatan anaknya. “Itu pasti akan kami evaluasi”, katanya.
Aris, warga Kelurahan Tappanjeng, mengaku terbebani oleh acara penamatan putranya. “Saya hanya pedagang beras yang untungnya pas-pasan. Jadi, dengan adanya penamatan ini, saya merasa terbebani”, ujarnya.
Warga lainnya, Sulkifli, mengaku terpaksa meminjam karena harus membiayai tiga orang anaknya yang bersamaan tamat. “Tiga orang anak saya bersamaan tamat. Satu tamat SD, dua SMP”, ucapnya.
Menurut Sulkifli, dia harus menyiapkan uang sekitar Rp 1 jutaan. Karena anaknya harus membayar antara Rp 300 – 350 ribu. Sementara penghasilannya sebagai buruh tani hanya mencukupi kebutuhan sehari-hari.
Risman, warga Kelurahan Bonto Rita, juga mengungkapkan hal yang sama. Dia dan kakak iparnya harus merogoh kantong untuk mengeluarkan biaya pesta penamatan empat orang putra putrinya, masing-masing Rp 350 ribu perorang.
Menyikapi fenonema pesta penamatan ini, Muslimin menegaskan, pihaknya wajib mengevaluasi sebagai bentuk respon atas keluhan masyarakat. “Saya tegaskan, penamatan ala wisuda ini wajib dievaluasi. Tunggu saja hasilnya”, pungkasnya.

