Nurdin Abdullah Dalam Kontroversi “Antara Cinta dan Benci”

– NA Mengalah dan Siap Jadi Bupati
Karena sudah tidak mampu menahan arus desakan masyarakat, akhirnya NA menyatakan, siap mencalonkan diri sebagai bupati pada pilkada 2008.

Berkas yang disyaratkan KPUD Bantaeng disiapkan NA dan diserahkan kepada kader PAN, Muh Arasy Pakkanna (Karaeng Aca) untuk dimasukkan ke KPUD. Sebagai pasangannya, NA memilih salah seorang kerabatnya dari Kerajaan Bantaeng, Andi Asli Mustajab yang populer dengan nama Karaeng Lili.

Setelah menetapkan pasangannya sebagai bakal calon bupati dan wakil bupati, NA bersama Karaeng Lili mendaftarkan diri di Sekretariat KPUD Bantaeng. Sebelum mendaftar, NA bersama pasangan dan pendukungnya melakukan salat duha di Masjid Raya Bantaeng, bersebelahan dengan Sekretariat KPUD saat itu.

Usai melaksanakan salat sunat dan mengucapkan terima kasih atas dukungan masyarakat, NA mengaku, bahwa dia bersedia menjadi bupati karena amanah leluhurnya. Dia juga menyatakan bahwa dirinya tidak datang mencari uang di Bantaeng.

NA memaparkan pula visi dan misinya secara singkat. Diantaranya, jika dirinya terpilih, dia akan membangun pabrik pengalengan ikan dengan asumsi seribu tenaga kerja. Dia juga akan mendirikan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) dan menggelontorkan dana Rp 1 Miliar satu desa.